Friday, January 22, 2010

Pelaksanaan JARDIKNAS yang belum begitu efektif

Berikut ini Pertanyaan & pernyataan tentang Jardiknas sangat kritis tapi relevan, seperti:

* Apa manfaat jardiknas untuk bangsa Indonesia?
* Apa impact yang dirasakan oleh siswa? Guru? Lingkungan sekitar sekolah?
* Dengan uang sekian banyak apakah tidak mubazir?
* Tunjukan bahwa uang tersebut tidak mubazir?


Membaca-baca laporan yang ditulis oleh Diknas & Pustekom …. amat sangat bernuansa infrastruktur, seperti:

* Uang yang ada sudah menyambungkan sekian sekolah.
* Sebagian besar uang dibelanjakan untuk membeli Bandwidth.




Tampaknya Diknas & Pustekom melupakan objektif/tujuan sebuah kegiatan pendukung pendidikan yang harusnya dinilai dari hal-hal yang sifatnya abstrak, misalnya,

1. Apakah murid bertambah pandai?
2. Berapa orang guru yang menjadi berserifikasi?
3. Apakah kurikulum menjadi lebih baik? Bagaimana 'lebih' baiknya?


Saran Untuk Program Jardiknas
Diknas & Pustekom untuk dapat secara lebih serius mengerjakan pekerjaan rumah-nya agar lebih tajam & lebih fokus program yang dibuatnya untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Redefinisi Tujuan / Objektif

* Pustekom Perlu mendefinisikan ulang & secara jelas tujuan / objektifnya. Ini merupakan kunci utama,
* Apa kriteria sukses yang ingin dicapai? Misalnya, Murid menjadi melek IT. Murid bisa berkarja di Internet. Guru yang sanggup menulis materi ajar di Blog?
* Berapa besar skala yang ingin di capai? Misalnya, berapa jumlah murid melek IT? Jumlah guru yang berkiprah di Internet? Jumlah sekolah yang punya Lab. IT off line?


Analisa Data, Kondisi & Situasi
Kondisi / pemetaan lapangan menjadi sangat penting untuk pengambilan keputusan yang benar. Dibutuhkan data yang detail (akan lebih baik berbentuk GIS), seperti:

* Data guru yang melek IT & kemampuannya, per lokasi, per kecamatan, per sekolah.
* Data murid yang melek IT & kemampuannya, per lokasi, per kecamatan, per sekolah.
* Data sekolah, per lokasi, kesiapan listrik, kesiapan ruang, kesiapan komputer.
* Data lingkungan sekitar, per lokasi, misalnya akses Internet yang ada, komunitas IT dll.


Turunkan Rencana Strategis
Setelah objektif & data lapangan lengkap. Kita baru dapat menurunkan rencana strategis, misalnya:

* Rencana strategis di bidang kurikulum – karena semua program ini harus nantinya di integrasikan dengan kurikulum pengajaran.
* Rencana strategis di bidang pengajaran – teknik penyampaian materi ajar pasti akan berbeda antara teknik konvensional dengan teknik berbasis IT.
* Rencana strategis di bidang materi ajar – kalau mengandalkan PUSKUR atau PUSBUK yang hanya segelintir orang pasti akan keteteran. Kita perlu membuat rencana strategis yang melibatkan semua relawan pendidikan, semua stakeholer dll.
* Rencana strategis di bidang SDM – guru, teknisi lab, teknisi jaringan, tenaga pustakawan, tenaga administrasi sekolah dll.
* Rencana strategis kemitraan – banyak lembaga & inisiatif di Indonesia yang concern terhadap IT dan SDM yang dapat dimanfaatkan, seperti USO, DetikNas, IT Flagship dll.
* Rencana strategis di bidang jaringan – Peta jaringan, estimasi traffik dengan berbagai skenario penggunaan, konfigurasi jaringan yang cocok dengan berbagai kondisi lapangan. Kemungkinan kita harus mempunya beberapa konfigurasi jaringan karena Indonesia sangat luas.
* Rencana strategis di sistem pendukung IT – seperti Distro Linux yang akan digunakan, Lokasi Server, dukungan training SDM, mailing list, pelibatan komunitas.

Turunkan Rencana Taktis

* Detail kurikulum, materi ajar, pengembangan SDM yang dibutuhkan.
* Detail alternatif konfigurasi jaringan.
* Berbagai alternatif pendanaan dan detail budget.

Referensi : http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Sejarah_Internet_Indonesia:analisa_strategi_IT_Indonesia

No comments: