Tuesday, December 28, 2010

Kenapa Orang Dari Tatar Sunda Tidak Ada yang Jadi Presiden? (Hubungan Sunda-Jawa)

Konon menurut ramalan dari Joyoboyo (raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157), bakal pemimpin negeri ini adalah memiliki initial nama “notonegoro” atau “no-to-no-go-ro”, bila diartikan secara sederhana menunjukan bahwa yang bakal menjadi presiden itu “harus” orang Jawa.

Hal ini nampaknya tidak berlebihan bila ternyata yang jadi presiden sebagai pemenang pemilu adalah: “soekarno”, “soeharto” dan “yudoyono”, adapun habibie, gusdur dan megawati, adalah presiden yang dipilih akibat dari peralihan saja.

Namun demikian hampir dari semuanya mereka adalah berasal dari orang Jawa, hal ini tentunya tidak berlebihan karena menurut data statistik pun jumlah penduduk Indonesia itu hampir separuhnya lebih adalah suku Jawa, sehingga peluang / probabilitasnya sangat besar dibandingkan yg lainnya, apalagi sekarang dipilih secara langsung oleh rakyat.

Di balik itu semua, bila melihat kembali ke Sejarah Bangsa nampaknya hampir seluruh Pemimpin Bangsa ini cara kepemimpinannya merujuk kepada falsafah dari Gadjah Mada, yang terkenal dengan “Sumpah Palapa” nya (tahun 1331), dan gaya kepemimpinannya pun nampaknya tidak lebihnya adalah merupakan ‘reinkarnasi’ dari cara kepemimpinan seorang Patih Gadjah Mada.

Bila dilihat secara garis besar, kaidah kepemimpinan Gadjah Mada dapat diklasifikasikan menjadi tiga dimensi, yaitu:Spiritual, Moral, dan Manajerial.

Dimensi Spiritual terdiri dari tiga prinsip, yaitu:

  1. 1. Wijaya: tenang, sabar, bijaksana;
  2. 2. Masihi Samasta Bhuwana: mencintai alam semesta; dan
  3. 3. Prasaja: hidup sederhana.

Dimensi Moral terdiri dari enam prinsip, yaitu:

  1. 4. Mantriwira: berani membela dan menegakkan kebenaran dan keadilan;
  2. 5. SarJawa Upasama: rendah hati;
  3. 6. Tan Satrsna: tidak pilih kasih;
  4. 7. Sumantri: tegas, jujur, bersih, berwibawa;
  5. 8. Sih Samasta Bhuwana: dicintai segenap lapisan masyarakat dan mencintai rakyat;
  6. 9. Nagara Gineng Pratijna: mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, golongan, dan keluarga.

Dimensi Manajerial terdiri dari sembilan prinsip, yaitu:

  1. 10. Natangguan: Mendapat dan menjaga kepercayaan dari masyarakat;
  2. 11. Satya Bhakti Prabhu: loyal dan setia kepada nusa dan bangsa;
  3. 12. Wagmiwag: pandai bicara dengan sopan;
  4. 13. Wicaksaneng Naya: pandai diplomasi, strategi, dan siasat;
  5. 14. Dhirotsaha: rajin dan tekun bekerja dan mengabdi untuk kepentingan umum;
  6. 15. Dibyacitta: lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain;
  7. 16. Nayaken Musuh: menguasai musuh dari dalam dan dari luar;
  8. 17. Ambek Paramartha: pandai menentukan prioritas yang penting;
  9. 18. Waspada Purwartha: selalu waspada dan introspeksi untuk melakukan perbaikan.

Prinsip-prinsip tersebut dijadikan sebagai sumber dari filsafat dan way of life yang diyakininya, dan mencerminkan spiritualitas Jawa yang bersifat holistic spirituality, yang memberikan inspirasi pandangan hidup pada Gadjah Mada.

Kenapa Orang Tatar Sunda Tidak Mau dibilang Jawa ?

Ketika saya bepergian keluar negara dari Indonesia, atau bahkan pergi keluar pulau Jawa seperti ke Bali, Sumatera atau Kalimantan, orang akan memanggil saya sebagai orang Jawa. Itu dikarenakan memiliki KTP Bandung yang memang terletak di Pulau Jawa,

Padahal, bagi masyarakat di pulau Jawa bagian Barat atau lebih dikenal dengan propinsi Jawa Barat, mereka tidak bisa disebut sebagai ‘orang Jawa’ atau berasal dari ‘suku Jawa’. Penduduk di provinsi ini lebih dikenal dengan sebutan ‘orang Sunda’ atau ‘suku Sunda’, sementara daerahnya sering terkenal dengan sebutan ‘Tatar Sunda’, PaSundan, atau ‘Bumi Parahyangan’ dengan Bandung sebagai pusatnya.

Kultur Budaya

Suku Sunda atau masyarakat Sunda merupakan mayoritas penduduk Jawa Barat. Dalam catatan sejarah, pada tahun 1851 suku Sunda sudah merupakan penduduk terbesar di Jawa Barat yang berjumlah 786.000 jiwa. Pada tahun 2008, suku Sunda diperkirakan berjumlah lebih kurang 34 juta jiwa.

Secara fisik sulit dibedakan antara orang Sunda dan orang Jawa yang sama-sama mendiami Pulau Jawa. Perbedaan yang nampak sebagai penduduk Pulau Jawa, akan tampak jelas ditinjau dari segi kebudayaannya, termasuk bahasa, jenis makanan yang disukai dan kesenian yang dimiliki.

Berbeda dengan ‘suku Jawa’ yang mayoritas hidup di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, suku Sunda tidak menggunakan bahasa Jawa tetapi bahasa ‘Sunda’.

Bahasa Jawa dan bahasa Sunda jelas memiliki perbedaan yang signifikan. Selain memang mempunyai perbedaan ejaan, pengucapan dan arti, bahasa Jawa lebih dominant dengan penggunaan vocal ‘O’ diakhir sebuah kata baik itu dalam pemberian nama orang atau nama tempat, seperti Sukarno, Suharto, Yudhoyono, Purwokerto, Solo dan Ponorogo. Sementara bahasa Sunda lebih dominant berakhiran huruf ‘A’ seperti Nana Sutresna, Wiranata, Iskandar Dinata, Purwakarta dan Majalaya.

Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, suku Sunda dikenal sebagai masyarakat yang senang memakan sayuran atau daun-daunan sebagai ‘lalaban’ (sayuran yang dimakan mentah-mentah dengan sambal). Bagi orang Sunda, dedaunan dan sambal merupakan salah satu menu utama setiap makan selain tentunya lauk pauk lain seperti ikan dan daging.

Selain kebudayaan dan makanan, salah satu karakteristik orang Sunda adalah terkenal dengan karakternya yang lembut, tidak ngotot dan tidak keras. Mereka bersikap baik terhadap kaum pendatang atau dalam bahasa Sunda ‘someaah hade ka semah’.

Karena sifat inilah tak heran kalau penetrasi agam Islam ke daerah Sunda ketika pertama kali Islam datang, sangat mudah diterima oleh suku ini. Sebagaimana mayoritas penduduk Indonesia, Islam merupakan agama mayoritas orang Sunda. Yang membedakannya, kelekatan (attachment) orang Sunda terhadap Islam dipandang lebih kuat dibanding dengan orang Jawa pada umumnya. Meskipun tentunya tidak sekuat orang Madura dan Bugis di Makassar.

Karena karakternya yang lembut banyak orang berasumsi bahwa orang Sunda ‘kurang fight’, kurang berambisi dalam menggapai jabatan. Mereka mempunyai sifat ‘mengalah’ daripada harus bersaing dalam memperebutkan suatu jabatan. Tidak heran kalau dalam sejarah Indonesia, kurang sekali tokoh-tokoh Sunda yang menjadi pemimpin di tingkat Nasional dibandingkan dengan Orang Jawa.

Contohnya, tidak ada satupun presiden Indonesia yang berasal dari suku Sunda, bahkan dari sembilan orang wakil presiden yang pernah menjabat sejak zaman Presiden pertama Soekarno sampai sekarang Presiden Yudhoyono, hanya seorang yang berasal dari suku Sunda yaitu Umar Wirahadikusuma yang pernah menjabat sebagai wakil presiden di zaman Presiden Soeharto.

Bila dilihat dari unsur sosial dan budaya seperti tersebut di atas, orang dari tatar Sunda memang tidak sama dengan Jawa, sehingga dengan demikian walaupun tinggal di satu pulau, tetap saja tidak bisa disamakan. Namun nampaknya faktor alam yang “lohjinawi” itulah yang membentuk karakter dan kepribadian seperti itu, sehingga membentuk kultur budaya dan perilaku yang membedakan dengan orang Jawa.

Perang Bubat.

Adalah perang yang kemungkinan pernah terjadi pada masa pemerintahan raja Majapahit, Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada. Persitiwa ini melibatkanMahapatih Gadjah Mada dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda diPesanggrahan Bubat pada abad ke-14 di sekitar tahun 1360 M.

Peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda. Konon ketertarikan Hayam Wuruk terhadap putri tersebut karena beredarnya lukisan sang putri di Majapahit; yang dilukis secara diam-diam oleh seorang seniman pada masa itu, bernama Sungging Prabangkara.

Namun catatan sejarah Pajajaran yang ditulis Saleh Danasasmita dan Naskah Perang Bubat yang ditulis Yoseph Iskandar menyebutkan bahwa niat pernikahan itu adalah untuk mempererat tali persaudaraan yang telah lama putus antara Majapahit dan Sunda. Raden Wijaya yang menjadi pendiri kerajaan Majapahit, dianggap keturunan Sunda dari Dyah Lembu Tal dan suaminya yaitu Rakeyan Jayadarma, raja kerajaan Sunda. Hal ini juga tercatat dalam Pustaka Rajyatajya i Bhumi Nusantara parwa II sarga 3. Dalam Babad Tanah Jawi, Raden Wijaya disebut pula dengan nama Jaka Susuruh dari Pajajaran.

Hayam Wuruk memutuskan untuk memperistri Dyah Pitaloka. Atas restu dari keluarga kerajaan, Hayam Wuruk mengirimkan surat kehormatan kepada Maharaja Linggabuana untuk melamarnya. Upacara pernikahan dilangsungkan di Majapahit. Pihak dewan kerajaan Negeri Sunda sendiri sebenarnya keberatan, terutama Mangkubuminya yaitu Hyang Bunisora Suradipati. Ini karena menurut adat yang berlaku di Nusantara pada saat itu, tidak lazim pihak pengantin perempuan datang kepada pihak pengantin lelaki. Selain itu ada dugaan bahwa hal tersebut adalah jebakan diplomatik Majapahit yang saat itu sedang melebarkan kekuasaannya.

Linggabuana memutuskan untuk tetap berangkat ke Majapahit, karena rasa persaudaraan yang sudah ada dari garis leluhur dua negara tersebut. Berangkatlah Linggabuana bersama rombongan Sunda ke Majapahit, dan diterima serta ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.

Melihat Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit, maka timbul niat lain dari Mahapatih Gadjah Mada yaitu untuk menguasai Kerajaan Sunda, sebab untuk memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya tersebut, maka dari seluruh kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan hanya kerajaan Sundalah yang belum dikuasai Majapahit. Dengan makksud tersebut dibuatlah alasan oleh Gadjah Mada yang menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit, sesuai dengan Sumpah Palapa yang pernah ia ucapkan pada masa sebelum Hayam Wuruk naik tahta. Ia mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan mengakui superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri menurut Kidung Sundayana disebutkan bimbang atas permasalah tersebut, karena Gadjah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.

Kemudian terjadi insiden perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gadjah Mada. Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gadjah Mada oleh utusan Negeri Sunda yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya. Namun Gadjah Mada tetap dalam posisi semula.

Belum lagi Hayam Wuruk memberikan putusannya, Gadjah Mada sudah mengerahkan pasukannya (Bhayangkara) ke Pesanggrahan Bubat dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu. Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gadjah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Linggabuana, para menteri dan pejabat kerajaan Sunda, serta putri Dyah Pitaloka.

Hayam Wuruk menyesalkan tindakan ini dan mengirimkan utusan (darmadyaksa) dari Bali – yang saat itu berada di Majapahit untuk menyaksikan pernikahan antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka – untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Mangkubumi Hyang Bunisora Suradipati yang menjadi pejabat sementara raja Negeri Sunda, serta menyampaikan bahwa semua peristiwa ini akan dimuat dalam Kidung Sunda atau Kidung Sundayana (di Bali dikenal sebagai Geguritan Sunda) agar diambil hikmahnya.

Akibat peristiwa Bubat ini, dikatakan dalam catatan tersebut bahwa hubungan Hayam Wuruk dengan Gadjah Mada menjadi renggang. Gadjah Mada sendiri tetap menjabat Mahapatih sampai wafatnya (1364). Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan esti larangan ti kaluaran, yang isinya diantaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak timur negeri Sunda (Majapahit).

Dengan demikian nampaknya kejadian seperti tersebut di atas telah membuat orang dari tatar Sunda, tidak menerima kebijakan politik dari Gadjah Mada tersebut, walau tujuannya untuk mempersatukan kerajaan-kerajaan di Nusantara itu, namun caranya seperti itu ‘tidak elegant’ dan telah melukai harkat martabat dan harga diri orang Sunda, sehingga sampai kini di wilayah tatar Sunda itu tidak ada nama Jalan Gadjah Mada atau Hayam Wuruk.

Nah…., bila kembali kepada pertanyaan di atas:”Kenapa Orang Dari Tatar Sunda Tidak Ada yang Jadi Presiden?“ nampaknya memang kalau mau jadi Pemimpin Negeri di negeri ini, harus berani seperti Gadjah Mada tersebut, sehingga wajar saja saat ini Partai-Partai / Golongan Politik itu tidak lebihnya seperti “reinkarnasi” dari jaman kerajaan Majapahit,kawan dapat menjadi lawan demi kekuasaaan !

Namun bukan berarti orang Sunda itu tidak bisa jadi pemimpin, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa menerima norma-norma bila harus seperti Gadjah Mada itu yang cenderung ‘licik’ dan ‘menghalalkan segala cara’ demi kekuasan. Hal itulah rupanya yang membuat orang dari tatar Sunda tidak tertarik untuk menjadi pemimpin di negeri ini karena tidak sesuai dengan tabiat dan norma-norma kehidupannya.

Adapun selama ini orang dari tatar Sunda itu cocoknya hanya jadi pemimpin untuk di daerahnya sendiri, walau sebenarnya menurut sejarah tersebut di atas, kerjaan Sunda Padjadjaran adalah Kerajaan Besar yang memliki ‘Komara’ dan‘Wibawa’ dan satu-satunya kerajaan yang tidak terkalahkan oleh Majapahit !

Akan tetapi rupanya hal itu pada saat ini sudah tidak menjadi keharusan lagi, karena sekarang Partai Politiklah yang menentukan untuk menjadi Pemimpin itu, sebagai salah satu contohnya di Kab.Sumedang, yang konon adalah merupakan cikal bakal kerajaan Sunda Padjadjaran, kini malah menjadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang ‘radja’ nya bukan lagi orang dari daerah tempatan. Hal ini nampaknya pengaruh unsur poltik lebih dominan dalam kehidupan masyarakatnya sehingga norma-norma Budaya Sunda itu terkalahkan oleh kepentingan politik dan kekuasaan.

Namun bagaimanapun seharusnya “Bangsa yang baik itu adalah bangsa yang menghargai Sejarah dan Budayanya”, sehingga dengan demikian nilai-nilai luhur kultur budaya tersebut tidak hilang ditelan jaman, dan tentunya hal itu tidak bisa hanya dijadikan selogan “nyandang kahayang” namun harus dapat diwujudkannya menjadi kenyataan, sehingga“dina budaya urang napak, tina budaya urang ngapak” dapat tercapai !

Semoga hal ini dapat menjadi pemacu semangat generasi muda selanjutnya untuk “BANGKIT” kembali dan tidak terbuai oleh jebakan politik yang cenderung menghalalkan segala cara. SEMOGA…!

Ditulis oleh Urang Wado, (Ir.H.Surahman,M.Tech,M.Eng,MBA)

Wednesday, December 22, 2010

Tips dan Trik jika Flash Disk bermasalah

Blokir copy data dari komputer ke flashdisk atau usbdisk

Cara mengamankan data dikomputer anda supaya tidak bisa dicopy ke flashdisk lakukan langkah sebagai berikut

1. open REGEDIT
2. HKEY_LOCALMACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control

3. Di folder CONTROL, ketik -> Edit>New>Key
folder baru tersebut beri nama —-> “StorageDevicePolicies”

4. “StorageDevicePolicies”, ketik Edit>New>Dword (32-bit)

5. key yang baru beri nama : “WriteProtect”

6. Klik 2x Key WriteProtect-nya, lalu ganti Value Data jadi 1

7. Restart

Untuk membuka proteksi agar data bisa dicopy ke flashdisk dengan mengganti value di key write protect menjadi 1

sumber :http://goo.gl/yzUxb

UPDATE
Bagaimana membuka Flash Disk yang Terkena Write Protected : .........

Masalah ini muncul karena flash disk langsung dicabut tanpa "savely removed hardware". Untuk mengatasinya ada beberapa cara, yang bisa berhasil untuk masing2 kasus (tidak untuk setiap kasus). Gak ada salahnya untuk mencoba :

Cara 1.

- Start > Run > type ‘regedit’ then hit 'OK'.
- Browse to the following key:
My Computer\HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlS et\Control\StorageDevicePolicies
- Double click on the string ‘WriteProtect’ and change the ‘Value Data’ box to ‘0’
- You may also need to do this for the strings in any folders called ‘ControlSet***’ e.g.
My Computer\HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\C ontrol\StorageDevicePolicies

Cara 2.
I am running Windows XP Service Pack 2, so this description applies only in that environment.
Centon's tech support suggested doing the following...
Start->Settings->Control Panel
Administrative Tools
Computer Management
Under Storage in the left panel, click on Disk Management, wait a minute for Windows to do whatever it is doing,......
Locate the data stick/thumb drive/whatever-you-want-to-call it, in the right top windowand click on it.
Right click
in the popup, click on "Delete Partition" -- make darn sure you are doing this to the RIGHT drive!!!!!
Right click again, and choose "Create Partition" (or was it format, I forget maybe it was both).

Cara 3.
Pakai Rapair Utility dari si pembuat flashdisk. Dibawah ini ada link dari HP dan apacer yang banyak dipakai dan berhasil juga untuk berbagai merk.
Di sini :
Apacer : Handy Steno 2.0 Repair Tools
HP : HP Tools

Cara 4.
Perbaiki melalui Linux.. Tutorial langkah2 bisa dibaca disini (maaf panjang banget soalnya). dan mungkin membutuhkan pemahaman tentang perintah2 linux.
Link : linux-tip-resurrecting-broken-usb

Cara 5.
Pakai application OnBelay, disini : Powerful solution for Data Backup, Data Recovery & Formatting for Flash Media

Friday, November 26, 2010

Bandwidth Blackberry itu mahal dan pelit(Alasan saya tidak suka BB)

Blackberry... merk smartphone yang saat ini digilai semua orang dan sudah menjadi e-life style.. hari gini gak punya BeBe? Payah lw...Kuno lw... malah ada yang bilang gw GAPTEK gara-gara gak punya si Bebeh... Emang apa sih kehebatan si Bebeh ini? Kalo menurut sudut pandang saya yang dibilang GAPTEK karena gak punya si Bebeh.. gw gak ngerti kenapa orang-orang pada kepengen punya BB..kalo gw tinjau dari sudut teknologi BB biasa aja tuh.. gak lebih baik dari HP lain oh iya keunggulan BB adalah katanya dukungan aplikasi, Push Mail, dan BBM yang bisa tukeran PIN gitu loch biar gaol dan eksklusif...gw perhatikan akhir-akhir ini makin banyak aja muncul smart phone lain yang lebih advance OS Mobile menurut gw.. ada Windows Mobile yang sekarang udah masuk Versi 7.. nah kalo ini berasa punya komputer genggam.. pada tau lah kebanyakan orang kan PC/Laptop nya pasti pake Windows.. jadi bayangin aja Windows dalam genggaman.. lalu adalagi iPhone yang kaya fitur Multimedia dan menurut gw kalo mau gengsi..lebih tinggi gengsinya kalo pake iPhone coz harganya mahal dan terkesan ekslusif..masih bisa push mail juga kok si iPhone ini...lalu ada Google Android..nah kalo ini HP idola gw... ini HP bener dah mantap..cocok buat orang-orang yang suka ngoprek kayak gw... bisa pushmail juga dan terintegrasi langsung dengan fitur-fitur Google. Seperti Google Search, Gmaps, Gtalk(Eksklusif noh), Gmail... dlll tau lah kehebatan google kayaknya gimana..tak bisa diungkapkan dengan kata-kata(lebay) Pernahkah Google mengecewakan anda?.. kemudian si HP sejuta umat NOKIA juga ga mau kalah ikutan inovasi juga dengan kesetiaannya kepada Symbian dengan meluncurkan Symbian ^8 yang ga kalah keren..ini bisa pushmail juga dan kalo mau eksklusif ada Ovi Contact, malah Nokia 700ribuan sekarang udah bisa pushmail malah.

If you said, it’s BBM, gw juga nggak ngerti apa bedanya BBM sama YM. Bahkan BBM adalah YM yang berbayar, dengan PIN sebagai pengganti Yahoo! Account. Bahkan YM kini sudah terkoneksi dengan Windows Live Messenger alias Hotmail. Jadi apa BBM istimewa? Eksklusif? Nggak, sekarang udah ada Esia Messenger dan Nexian Messenger(Anang – Syahrini) dan Mixcon (huex…) Messenger, Flexi Messenger dan %putyourbrandhere% Messenger.

Battery life dari bebeh yang dulu katanya digadang gadang hebat ternyata juga nggak hebat hebat amat. Bahkan cenderung sama dengan device lain. DIpake intensif, harus 2x charge dalam sehari. Kalo cuma buat push mail, YM dan BBM sih semua device keluaran 2008 keatas juga bisa tahan sehari.

Bandwidth

Lalu ada yang makin gw bingung dari pengguna bebe. Connectivity. Pengguna bebe cuma dapet bandwidth setara (bahkan lebih kecil) daripada GPRS. Kok tahan ya?

Gw dapet kutipan ini dari detikcom

“Telkomsel mengklaim telah memiliki 460 ribu pelanggan dengan bandwidth 300 Mbps. Kemudian disusul XL yang punya 350 ribu pelanggan dengan bandwidth 400 Mbps, dan Indosat dengan 300 ribu pelanggan dan bandwidth 300 Mbps.”

Gw semakin hari semakin kasian sama pelanggan Blackberry. Seperti yang kamu lihat dari kutipan berita diatas, untuk Telkomsel, 460 ~ jadiin 450 dulu, biar gampang ngitungnya ~ 450 ribu pelanggan bebeh, cuma dikasih “jatah” 300Mbps? Dengan “b” kecil ya! Bukan B gede!

Amazing! Setelah gw itung secara sederhana, maka seorang pengguna bebeh Telkomsel hanya mendapat “jatah” sebesar 683bps saja! itu kalau semua pelanggan Blackberry mereka online, push dan nyambung terus! 683bps? oh gooood. Nggak kuat deh gw, miris buanged sih?

Lalu taro’ lah yang nyambung terus nggak megap megap itu ternyata cuma 1/4nya dari angka 45-~460ribu tadi. maka yang didapet per-usernya sekitar 2kbps. Atau… kalo dipake download ya sekitar… 0.3KB/s masih ancur kawan kawan!

wah kalo gw yang make gak kuat deh... secara pemakaian Internet gw kebanyakan buat browsing dan dan downloading... bisa ketinggalan deh gw...

Buat Komparasi Harga Paket layanan Blackberry dengan nyusul ya.. gw mau nyari data akurat berbagai macam paket BIS berbagai operator dan layanan Internet lainnya..

Perbedaan KBps dengan Kbps (Teliti sebelum memilih Promosi Provider Internet)

Internet saat ini sudah bukan lagi hal tabu bagi masyarakat Indonesia, hal tersebut terjadi karena kebutuhan akan Internet semakin tinggi, disertai dengan tarif internet yang semakin hari semakin terjangkau. Banyak provider internet di Indonesia berlomba-lomba menggaet konsumen dengan menawarkan berbagai promo dengan tarif yang menarik serta kecepatan yang dijanjikan. Ada misalnya Provider Internet menawarkan kecepatan download data up to 512 Kbps, Wow !! cepat sekali..... mungkin itu yang terlintas dipemikiran kita sebagai “calon konsumen”. Lalu kita pun beramai-ramai berlangganan paket Internet dari provider tersebut, kalau sebenarnya dipikir-pikir lebih mahal daripada biaya akses Internet di negara maju yang kecepatannya jauh lebih cepat. Kemudian setelah kita berlangganan dan mencoba download menggunakan IDM, browsing, dan mencoba melakukan speedtest ternyata kecepatan yang didapat sangat rendah sekali dan hanya mendapatkan kecepatan download sekitar 64 KBps... mungkin setelahnya kita akan protes dan merasa kecewa karena kecepatan yang didapatkan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Sebenarnya Provider Internet sudah jujur dalam promosinya, hanya saja kita yang tidak teliti dalam melihat promosinya. Liat satuan yang digunakan KBps dengan Kbps.... Hanya beda B saja tapi ternyata membawa perbedaan 8 kali lipat lho.... Ingat gak 1 bit (1 b) dengan 1 byte (1 B) adalah dua hal yang berbeda. Bit adalah ukuran kecepatan transfer data dan byte adalah ukuran data.... Dan 1 byte = 8 bit (1B=8b) (1KB=8Kb)(1KBps=8Kbps).. berdasarkan perhitungan 512 Kbps= 64 KBps hmm berarti no tipu-tipu disini... tapi kembali kecepatan up to itu adalah kecepatan tertinggi menggunakan Internet Download Manager(IDM) yang akan sulit didapat dan tergantung pada traffic internet provider, kondisi jaringan, dan file server download, lebih menderita lagi kalau yang pake sistem quota bandwidth dimana kalo udah download dengan ukuran tertentu kecepatan akan dipotong lagi (biasanya 64 Kbps) wah itung sendiri aja dah kecepatan yang diterima...

Monday, November 01, 2010

Cara memperbaiki Windows XP tanpa instalasi ulang

Berikut tahapan2 sesuai dengan jenis kesalahan.

1. Memperbaiki Instalasi (Repair Install)

Jika Windows XP Anda rusak (corrupted) dimana Anda tidak mempunyai sistem operasi lain untuk booting,
Anda dapat melakukan perbaikan instalasi (Repair Install) yang bekerja sebagaimana setting (pengaturan)
yang awal.

- Pastikan Anda mempunyai kunci (key) Windows XP yang valid.
- Keseluruhan proses akan memakan waktu kurang lebih 1/2 atau 1 jam, tergantung spek komputer Anda.
- Jika Anda dimintai password administrator, sebaiknya Anda memilih opsi perbaikan (repair) yang kedua,
bukan yang pertama.
- Masukkan CD Windows XP Anda dan lakukan booting dari CD tersebut.
- Ketika sudah muncul opsi perbaikan kedua R=Repair, tekan tombol R
Ini akan memulai perbaikan.
- Tekan tombol F8 untuk menyetujui proses selanjutnya "I Agree at the Licensing Agreement"
- Tekan tombol R saat direktori tempat Windows XP Anda terinstal. Biasanya C:\WINDOWS
Selanjutnya akan dilakukan pengecekan drive C: dan mulai menyalin file-file.
Dan secara otomatis restart jika diperlukan. Biarkan CD Anda dalam drivenya.
- Berikutnya Anda akan melihat sebuah gambar "progress bar" yang merupakan bagian dari perbaikan,
dia nampak seperti instalasi XP normal biasanya, meliputi "Collecting Information, Dynamic Update,
Preparing Installation, Installing Windows, Finalizing Installation".
- Ketika ditanya, klik tombol Next
- Ketika ditanya untuk memasukkan kunci, masukkan kunci (key) Windows XP Anda yang valid.
- Normalnya Anda menginginkan tetap berada dalam nama Domain atau Workgroup yang sama.
- Komputer akan restart.
- Kemudian Anda akan mempunyai layar yang sama sebagaimana pengaktifan sistem ketika instalasi normal.
- Register jika Anda menginginkannya (biasanya tidak diperlukan).
- Selesai

Sekarang Anda bisa log in dengan account Anda yang sudah ada.



2. NTOSKRNL Rusak atau Hilang (Missing or Corrupt)

Jika Anda mendapati pesan error bahwa "NTOSKRNL not found" / NTOSKRNL tak ditemukan, lakukan:
- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Pindahlah ke drive CD Drive Anda berada.
- Tulis: CD i386
- Tulis: expand ntkrnlmp.ex_ C:\Windows\System32\ntoskrnl.exe
- Jika Windows XP Anda terinstal di tempat lain, maka ubahlah sesuai dengan lokasinya.
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT


3. HAL.DLL Rusak atau Hilang (Missing or Corrupt)

Jika Anda mendapatkan error berkenaan dengan rusak atau hilangnya file hal.dll, ada kemungkinan
file BOOT.INI mengalami salah konfigurasi (misconfigured).

- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Tulis: bootcfg /list
Menampilkan isi/masukan pada file BOOT.INI saat ini
- Tulis: bootcfg /rebuild
Memperbaiki konfigurasi dari file BOOT.INI
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT


4. Direktori \WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG rusak atau hilang

Jika Anda mendapatkan error dengan tulisan:

"Windows could not start because the following files is missing or corrupt
\WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG\SYSTEM or \WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG\SOFTWARE"

- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Masukkan password administrator jika diperlukan.
- Tulis: cd \windows\system32\config
- Berikutnya tergantung di bagian mana letak terjadinya kerusakan:
- Tulis: ren software software.rusak ATAU ren system system.rusak
- Berikutnya lagi juga tergantung di bagian mana letak terjadinya kerusakan:
- Tulis: copy \windows\repair\system
- Tulis: copy \windows\repair\software
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT


5. NTLDR atau NTDETECT.COM tak ditemukan (NTLDR or NTDETECT.COM Not Found)

Jika Anda mendapati error bahwa NTLDR tak ditemukan saat booting:

a. Untuk partisi tipe FAT
- Silakan Anda melakukan booting dari disket Win98 Anda dan salinlah file NTLDR atau NTDETECT.COM
dari direktori i386 ke drive induk/akar (root) C:\

b. Untuk partisi tipe NTFS
- Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
- Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
- Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
- Biasanya #1
- Masukkan password administrator jika diperlukan.
- Masukkan perintah berikut, dimana X: adalah alamat drive dari CD ROM Anda (Sesuaikan!).
- Tulis: COPY X:\i386\NTLDR C\:
- Tulis: COPY X:\i386\NTDETECT.COM C:\
- Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

Wednesday, October 27, 2010

LAMPU KENDARAAN SEBAGAI BAHASA DI JALANAN

Pada saat kita berkendara masuk di jalan, kita berarti masuk pada satu
kumpulan pengendara yang satu sama lain harus berkomunikasi agar dalam
berintreraksi menggunakan jalan tersebut dapat dipahami secara bersamaan
dengan tujuan dan maksud masing-masing.

Selain untuk komunikasi, lampu juga dimaksudkan sebgai satu alat
keselamatan.

Lampu Kendaraan selain sebagai penerangan, juga berfungsi sebagai
"Bahasa Di Jalan" melalui isyarat dan penggunaannya.

Mengingat merupakan Bahasa, maka dalam komunikasi tentu harus dalam
pengertian bahasa yang sama, yang dipahami semua pihak (pengguna jalan).

Beberapa hal mengenai Penggunaan Lampu Kendaraan :

1. Tinggi Lampu : Berdasarkan peraturan lalu lintas, bahwa paling tinggi
lampu pada suatu kendaraan adalah lk. 1.2 meter dari permukaan tanah.
Jadi untuk lampu-lampu tambahan yang dipasang di atap mobil (seperti
lampu di mobil Offroad, hanya boleh dinyalakan bukan di jalan umum).

2. Lampu Kecil (Lampu Senja) : Istilah Lampu Senja, untuk lampu kecil
hanya ada di kita. Penggunaan lampu senja bukan berarti digunakan saat
Senja hari (jelang Maghrib). Tidak ada pemakaian lampu Senja sambil
kendaran berjalan. Pada saat Senja, bila dirasa kita butuhkan
penerangan, maka gunakan Lampu Besar (Head Lamp).Lampu Senja digunakan
hanya "saat mobil Parkir dipinggir jalan, dimana tidak terdapat lampu
penerangan disekitarnya ". Dan umumnya bersifat parkir sementara (tidak
terlalu lama).Seolah mobil itu kepada pengguna jalan lain berkata :
"hati-hati, aku ada disini, jangan sampai menabraku, aku diam ditempat
gelap"

3. Lampu Hazard : Digunakan hanya saat kendaraan berhenti dalam kondisi
darurat (misalnya mengalami mogok) di tempat yang tidak semestinya
(misalnya di bahu jalan raya, ataupun jalan Tol). Seolah mobil itu
berkata : " hati-hati, aku ada dijalanmu, aku berhenti, aku punya
masalah, butuh bantuan".Kesalahan umum yang sering dilakukan di kita,
menggunakan Lampu Hazard saat Hujan dan saat Masuk Terowongan.Penggunaan
Lampu Hazard saat Hujan atau sambil mobil berjalan, akan membahayakan
pengguna mobil di belakangnya, karena menimbulkan kelelahan mata.

Lampu Hazard tidak untuk digunakan saat mobil berjalan ! Bayangkan kalau
kita gunakan lampu Hazard saat mobil jalan, kita ingin membelok ke kiri
atau ke kanan, lampu mana yang akan kita gunakan sebagai "bahasa isyarat
membeloknya? ".

4. Lampu Besar : Lampu Besar digunakan untuk penerangan kendaraan di
bagian jalan di depan yang akan dilalui.Pada saat memasuki terowongan
sering kita temui perintah " Nyalakan Lampu". Di terowongan, yang
dinyalakan adalah Lampu Besar, tujuannya untuk penerangan dan keamanan
kita saat melaluinya. Jadi waktu masuk terowongan bukan menyalakan Lampu
Hazard atau Lampu Senja, tetapi Lampu Besar.!Bahkan di beberapa mobil
kelas Premium keatas, Lampu Besar ini akan menyala Otomatis saat
memasuki Terowongan, maupun saat senja (mulai gelap).

Untuk keamanan saat Hujan, maka yang digunakan juga Lampu Besar, bukan
Lampu Hazard !

5. Lampu Sein : Ini sudah kita ketahui gunanya, hanya digunakan saat
membelok, atau berpindah jalur.Lampu Sein harus mudah terlihat dari
jauh, oleh karenanya dipilih warna kenuning-kuningan, dimana warna ini
mempunyai panjang gelombang yang cukup panjang, sehingga mudah
tertangkap mata manusia dari jarak jauh.Hal yang salah yang sering
dilakukan oleh pemilik kendaraan, adalah mengganti mika lampunya menjadi
berwarna gelap. Sungguh ini mengundang bahaya untuk dirinya sendiri.!!

Jadi :

1. Tidak menggunakan Lampu Kecil saat senja, nyalakan langsung Lampu
Besar.
2. Saat Hujan, nyalakan Lampu Besar, bukan Lampu Hazard.
3. Saat masuk Terowongan, nyalakan Lampu Besar. Bukan Lampu Hazard.
4. Saat parkir di tempat gelap yang tidak ada penerangan sekitarnya (dan
bersifat sementara), nyalakan lampu kecil (lampu senja).
5. Tidak mengganti warna Lampu Sein dengan warna yang bukan semestinya
(standardnya) ?

Sumber: Dari berbagai macam Sumber

Wednesday, October 06, 2010

Hukum Menambah Nama Suami di Belakang Nama Istri

Diambil dari voa-islam.com dan beberapa sumber lainnya.

Pertanyaan:

assalamualaikum Wr.Wb.mohon bertanya apa hukumnya menambah nama suami dibelakang nama isteri, seperti misalnya HIllary clinton yg menambah nama suaminya (clinton) dari bill clinton, kalau dari lajnah daimah saudi dibilang gak boleh, adakah dari fatwa lembaga lain berpendapat lainnya atau kah sama, ataukah ada pendapat2 dari fiqh 4 mazhab yg berpendapat dalam masalah ini, mengingat ini adalah masalah kontemporere.

Jawab :

Penisbatan istri kepada nama suaminya merupakan hal yang belum dikenal dizaman para salasus shalih dahulu, namun baru dikenal dizaman ketika kaum muslimin mulai berinteraksi dengan budaya barat yang memang tidak memiliki jati diri.

Dalam ajaran Islam seorang istri tidak boleh menambahkan nama suaminyaatau nama keluarga suaminya yang terakhir setelah namanya sebagaimana banyak terjadi kepada non-muslim berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (3508) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلَّا كَفَرَ ، وَمَنْ ادَّعَى قَوْمًا لَيْسَ لَهُ فِيهِمْ – أي نسب - فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Artinya: (tidaklah seseorang mendakwakan kepada selain ayahnya sedangkan dia mengetahuinya kecuali dia telah kafir, barangsiapa yang mendakwakan kepada suatu kaum sedangkan dia tidak memiliki nasab dari mereka, maka hendaklah dia memesan tempatnya dalam neraka).

وقال صلى الله عليه وسلم : ( مَنْ انْتَسَبَ إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ .. فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ) رواه ابن ماجة (2599) وصححه الألباني في صحيح الجامع (6104

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Barangsiapa yang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya, maka baginya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya) HR Ibnu Majah(2599) dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (6104).

Dalam dua hadits diatas ada ancaman keras bagi yang mengganti nama ayahnya atau keluarganya dan menisbatkan dirinya kepada keluarga atau kaum yang bukan asalnya.

Disamping itu perbuatan ini juga merupakan tasyabuh (menyerupai) orang-orang kafir, karena tradisi yang tercela ini tidak pernah dikenal kecuali dari mereka, dan dari merekalah sebagian kaum muslimin yang awam mengadopsinya.

Dalam perbuatan itu juga ada unsur pengingkaran seorang wanita kepada keluarganya dimana hal itu bertentangan dengan sifat kebajikan, ihsan dan akhlak yang mulia.

Sesungguhnya sangat banyak pengaruh dari tasyabuh dengan orang-orang barat dalam hal pemberian nama, diantaranya yang banyak terjadi sekarang ini yaitu dengan menghapus antara namanya dan bapaknya sebutan bin atau binti, yang dahulu sebabnya adalah karena sebagian keluarga mengangkat sebagian orang menjadi anak angkat, sehingga mereka menambahkan nama mereka dibelakangnya, maka jadilah mereka (fulan fulan), yaitu untuk membedakan anak kandung mereka yang dipanggil (fulan bin fulan), kemudian pada abad 14 H mereka mulai menghapus sebutan bin ataubinti dari anak kandung mereka dimana hal itu merupakan perkara yang diingkari baik secara bahasa, adat maupun syar’ie.

Diantara pengaruh lain dari penisbatan istri kepada nama suaminya karena aslinya: bahwa seorang wanita haruslah dipanggil (fulanah binti fulan), bukan (fulanah istri fulan) meskipun kita tahu bahwa suami memiliki kedudukan sangat tinggi bagi istrinya, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan seandainya sujud kepada manusia diperbolehkan niscaya seorang istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya.

Dalam hal ini Allah Ta’alaa berfirman:

{ ادعوهم لآبائهم هو أقسط عند الله } [ الأحزاب:5]

Artinya: (panggilah mereka kepada bapak-bapak mereka itu lebih adil disisi Allah) [QS Al-Ahzab:5].

Perintah ini tidak hanya berlaku di dunia tetapi juga di akhirat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

قال النبي صلى الله عليه وسلم " إن الغادر يرفع له لواء يوم القيامة ، يقال هذه غدرة فلان بن فلان " . رواه البخاري (5709) ، ومسلم (3265).

Sesungguhnya pengkhianat akan dikibarkan untuknya bendera pada hari kiamat, lalu dikatakan inilah pengkhianatan fulan bin fulan” HR Imam Bukhari (5709) dan Muslim (3265).

Syeikh Bakr Abu Zaid hafidhohullah berkata: ini termasuk rahasia dalam syariat, karena penisbatan kepada bapak lebih kuat untuk dikenal, dan lebih dalam untuk dibedakan, karena bapak adalah yang memiliki hak kepemimpinan atas anaknya dan ibu anaknya di rumah dan di luar. Oleh karena itu bapak muncul dalam perkumpulan dan pasar-pasar, dan dia rela menempuh bahaya dalam safarnya untuk mendapatkan rizki yang halal dan berusaha demi kebaikan dan kelancaran urusan mereka, maka sangat pantas untuk menisbatkan anak kepadanya bukan kepada ibu-ibu mereka yang diperintahkan oleh Allah Ta’alaa dalam firman-Nya (Dan diamlah kalian dalam rumah kalian) [QS Al-ahzab:33]. Lihat kitab Tasmiyatul Maulud: 30.

Oleh karena itu: karena tidak adanya hubungan nasab antara suami dan istri maka bagaimana bisa ditambahkan kepada nasabnya, kemudian barangkali suatu saat dia dicerai, atau suaminya mati, lalu menikah dengan pria lain, maka apakah penisbatan kepada suaminya akan senantiasa berubah ketika dia hidup dengan pria lain ?

Ditambah lagi bahwa penisbatan kepada ayahnya berkaitan dengan hukum-hukum warisan, nafkah, kemahraman dan lain-kain maka penisbatannya kepada suaminya akan merusak semua itu.

Kemudian ketika suami menisbatkan dirinya kepada bapaknya lalu apa kaitan istri dinisbatkan kepada bapak mertuanya ? Tentu ini adalah sesuatu yang menyimpang dari akal sehat dan kenyataan.

Tidak kita temukan dalam sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa istri dinisbatkan kepada suaminya, bahkan ini merupakan perkara baru yang tidak ditetapkan oleh syariat Islam, karena para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu para ibu kaum mukminin menikah dengan manusia yang paling mulia nasabnya namun tidak seorang dari mereka yang dinisbatkan kepada nama beliaushallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mereka semua masih dinisbatkan kepada ayah mereka meskipun kafir, demikian pula para istri sahabat radhiallahu anhum dan yang datang setelah mereka tidak pernah mengganti nasab mereka.

Kesimpulannya kita sebagai muslim yang memiliki jati diri, yang taat kepada Allah Ta’alaa dan mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendaklah menghindari hal-hal seperti ini karena adanya larangan tasyabuh dengan mereka apalagi biasanya hal itu hanya ditujukan untuk mencari sensasi.

Wallahu A’lam

(ar/voa-islam.com)

Apakah wajib secara syar’i bagi seorang wanita menyertakan nama suaminya atau sebisa mungkin tetap menggunakan nama aslinya?

Jawab :

:الحمد لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أمَّا بعد

Tidak boleh dari segi nasab seseorang bernasab kepada selain nasabnya yang asli atau mengaku keturunan dari yang bukan ayahnya sendiri. Sungguh islam telah mengharamkan seorang ayah mengingkari nasab anaknya tanpa sebab yang benar secara ijma’.

Alloh berfirman :

ادْعُوهُمْ لآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ اللهِ فَإِن لَّمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Dan sabda nabi shollallohu alaihi wa sallam :

مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ أَوْ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيهِ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ صَرْفًا وَلاَ عَدْلاً

“Barang siapa yang mengaku sebagai anak kepada selain bapaknya atau menisbatkan dirinya kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Alloh, malaikat, dan segenap manusia. Pada hari Kiamat nanti, Alloh tidak akan menerima darinya ibadah yang wajib maupun yang sunnah”

Dikeluarkan oleh Muslim dalam al-Hajj (3327) dan Tirmidzi dalam al-Wala’ wal Habbah bab Ma ja’a fiman tawalla ghoiro mawalihi (2127), Ahmad (616) dari hadits Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu anhu.

Dan dalam riwayat yang lain :

مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ، فَالجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ

“Barang siapa bernasab kepada selain ayahnya dan ia mengetahui bahwa ia bukan ayahnya, maka surga haram baginya.”

Dikeluarkan oleh Bukhori dalam al-Maghozi bab : Ghozwatuth Tho`if (3982), Muslim dalam “al-Iman” (220), Abu Dawud dalam “al-Adab” (bab Bab Seseorang mengaku keturunan dari yang bukan bapaknya (5113) dan Ibnu Majah dalam (al-Hudud) bab : Bab orang yang mengaku keturunan dari yang bukan bapaknya atau berwali kepada selain walinya (2610) dan Ibnu Hibban (415) dan Darimi (2453) dan Ahmad (1500) dan hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh dan Abu Bakroh rodhiyallohu anhuma.

Maka tidak boleh dikatakan : Fulanah bintu Fulan sedangkan ia bukan anaknya, tetapi boleh dikatakan : Fulanah zaujatu Fulan (Fulanah istrinya si Fulan) atau tanggungannya si Fulan atau wakilnya Fulan. Dan jika tidak disebutkan idhofah-idhofah ini -dan hal ini sudah diketahui & biasa- maka sesungguhnya apa-apa yang berlaku dalam adat, itulah yang dipertimbangkan dalam syari’at-.

Pertanyaan :

Telah umum di sebagian negara, seorang wanita muslimah setelah menikah menisbatkan namanya dengan nama suaminya atau laqobnya. Misalnya: Zainab menikah dengan Zaid, Apakah boleh baginya menuliskan namanya : Zainab Zaid? Ataukah hal tersebut merupakan budaya barat yang harus dijauhi dan berhati-hati dengannya?

Jawab :

Tidak boleh seseorang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:

ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ

“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah.” [QS al-Ahzab: 5]

Mohon kritikannya temans, apabila ada masukan mohon di share biar kita sama2 tahu... Thx ^_^