Saturday, December 20, 2008

Rayakan Liburan Sendirian? Nikmati saja!

Beban pekerjaan memang tidak bisa diprediksi. Kadang hal itu membuat liburan Anda bersama keluarga gagal total. Alhasil Anda harus menikmati liburan sendirian. Namun bukan berarti Anda tidak bisa menimatinya. Coba ikuti tips berikut ini!

1. Berlibur sendiri berarti saatnya Anda memikirkan diri sendiri tanpa harus repot memikirkan kepentingan orang lain. Bikin daftar hal-hal yang belum bisa Anda lakukan. Jika ada hal-hal di antara daftar tersebut yang bisa Anda lakukan saat liburan, lakukanlah. Jangan ragu-ragu.

2. Manjakan diri Anda bak raja atau ratu. Pergi ke resto favorit, pesan menu favorit. Atau pergi ke pusat perbelanjaan dan beli barang yang telah Anda inginkan sejak lama.

3. Teleponlah saudara atau teman yang juga bernasib sama dengan Anda (Anda pasti tidak sendirian). Ajak mereka merencanakan sesuatu yang seru. Misalnya berpesta, atau sekedar hangout bersama.

4. Jika semua hal sudah Anda lakukan, terakhir yang bisa dilakukan adalah tidur dan beristirahat. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda bisa tidur nyenyak tanpa beban pikiran yang berat dan gangguan!

Jadi, liburan sendiri, nggak masalah kan?

Tuesday, December 09, 2008

Virus Lokal Terganas Tahun 2008

W32Dewi.161081
Virus yang lebih dikenal sebagai 'sang perawan' ini mulai menyebar pada Februari 2008. Virus ini menginfeksi file gambar dengan extensi .jpg, sehingga file asli tidak dapat dibuka. Tetapi tidak seperti kebanyakan virus lainnya, 'sang perawan' ini tidak memblok beberapa fungsi windows. Hanya saja ia menempatkan diri pada folder start up, sehingga setiap kali user menghidupkan PC, virus ini akan selalu menggandakan diri.

Cetix
Virus yang disinyalir berasal dari Bali ini mulai beredar sejak April 2008. Selain menginfeksi file microsoft word (.doc), cetix juga dapat menyerang folder dan virus ini pun dapat mempertahankan dirinya dengan cara melakuan restart komputer jika penggunanya berusaha menjalankan program yang berusaha mematikan virus.

Virus Hampa W32/Agent.EAOI
'Salam hangat buat orang medan' kalimat itulah yang akan muncul ketika komputer kita terjangkit virus hampa atau W32/Agent.EAOI ini. Virus yang suka menampilkan pesan-pesan dalam bahasa Medan tersebut mulai terdengar gaungnya sejak Mei 2008. Virus ini menempatkan diri pada memori komputer dan termasuk jenis virus yang sulit dihilangkan. Pasalnya, virus hampa akan melakukan log off jika kita berusaha menghapusnya. Tak tanggung-tanggung, folder maupun subfolder akan disembunyikan oleh virus ini terutama file dari flashdisk.

W32/Alman (Almanahe)
Virus ini sempat merepotkan banyak pengguna komputer di bulan Juli 2008. Memanfaatkan flashdisk atau disket sebagai media penyebarannya, W32 akan menanamkan file yang akan secara otomatis jalan jika pengguna mulai mengkoneksikan flashdisk atau disket tersebut ke dalam PC. Virus ini pun mempunyai kehebatan yang unik, ia dapat mengupdate dirinya sendiri layaknya program anti virus dan akan mencoba mendownload malware tertentu

Wednesday, December 03, 2008

Kebijakan Privatisasi BUMN

Kebijakan privatisasi aset – aset negara sangat dimungkinkan dilakukan dalam keadaan tertentu. Tetapi menurut saya kebijakan privatisasi tersebut tidaklah harus selalu dilakukan oleh pemerintah, kebijakan privatisasi dengan cara menjual aset – aset pemerintah berupa bentuk saham perusahaan BUMN akhir – akhir ini sering dilakukan pemerintah, hal ini dikarenakan pemerintah membutuhkan uang untuk membiayai keuangan negara, kebijakan privatisasi ini memang sangat efektif dilakukan pemerintah, terbukti dengan adanya kebijakan privatisasi BUMN, anggaran pemerintah tidak lagi mengalami defisit yang cukup besar.

Akan tetapi privatisasi bisa merugikan dalam jangka waktu yang lama, karena banyak perusahaan – perusahaan pemerintah yang di privatisasi merupakan perusahaan yang strategis, misalnya perusahaan telekomunikasi, perkebunan, pertambangan, dll. Tentunya apabila perusahaan tersebut kedepannya mempunyai prospek yang baik dan lebih maju, sudah barang tentu investor enggan melepas kembali kepemilikan perusahaan tersebut kepada pemerintah, adapun jika mereka mau melepaskannya, para investor tersebut akan menjual perusahaannya kembali kepada pemerintah, sehingga harga beli perusahaan yang telah di privatisasi dan ingin kembali diambil alih oleh pemerintah akan meningkat sangat tajam dibandingkan saat pemerintah menjual aset – aset perusahaan tersebut.

Dalam hal ini pemerintah harus lebih hati – hati dan selektif dalam melakukan kebijakan privatisasi, pemerintah dapat melakukan privatisasi pada aset – aset atau perusahaan yang dinilai kurang begitu maju dan kurang memberikan kontribusi bagi keuangan negara, akan tetapi pemerintah seharusnya tidak menjual aset – aset atau perusahaan yang mempunyai prospek yang baik dan menguntungkan untuk pemerintah, karena pemerintah akan rugi tidak bisa menikmati keuntungan yang penuh dari aset yang telah dijual ke pihak swasta.

Privatisasi sebenarnya tidak perlu dilakukan oleh pemerintah apabila keuangan negara cukup untuk membiayai belanja negara, walau bagaimanapun juga pemerintah harus mengikuti mekanisme pasar dalam menimbang setiap keputusan privatisasi. Hal ini untuk dapat melihat bagaimana pilihan publik(pasar) dalam menyikapi suatu keadaan ekonomi.

Apabila pemerintah tidak melakukan privatisasi, banyak cara lain untuk dapat mengurangi defisit anggaran negara, misalnya dengan cara peningkatan pemasukan dari sektor pajak, karena selama ini di Indonesia, potensi pajak belum sepenuhnya terserap oleh keuangan negara. Masih banyak pelanggaran – pelanggaran atau ketidak patuhan masyarakat akan pajak, tentunya apabila pendapatan dari pajak meningkat bisa memenuhi anggaran yang tersisa.

Selain dengan pajak, pemerintah juga dapat dituntut efisien dalam membuat kebijakan anggaran, karena selama ini yang saya lihat banyak anggaran negara yang dipergunakan untuk hal – hal yang sebenernya tidak begitu diperlukan, seperti tunjangan pejabat, pengadaan barang dan jasa yang lebih transparan, penindakan masalah korupsi di lingkungan birokrasi pemerintahan, dll. Tentunya dengan hal – hal tersebut kebijakan privatisasi tidak perlu lagi dilakukan oleh pemerintah, kecuali memang pemerintah mengalami keadaan yang sangat mendesak untuk memenuhi anggaran negara.