Thursday, March 26, 2009

Menghina BLT=Menghina Rakyat Miskin

Sebuah partai politik cukup terkemuka di Indonesia, sebut saja partai X, beberapa hari yang lalu menyatakan pendapatnya tentang BLT. Partai X ini menghina BLT, dengan bilang kalo orang-orang yang mau menerima BLT sama aja kayak menggadaikan harga diri mereka. Dengan kata lain, partai ini bilang kalo rakyat-rakyat miskin yang nerima BLT gak punya harga diri. Agak kontradiktif dengan fakta bahwa partai ini menyebut dirinya sebagai partai pro-rakyat, partai wong cilik, dan sebagainya, partai ini malah menghina penerima BLT yang adalah rakyat miskin. Well, padahal menurut gw, penghinaan partai ini terhadap BLT berkaitan sama pelecehan si partai terhadap kinerja lawan politik terkuatnya.

Dan baru pagi ini gw baca koran, ada beberapa quote yang membuat gw cukup terenyuh. Berikut petikannya :
“ Seorang ibu baru saja menerima sejumlah uang. Meski uang tersebut tidak cukup untuk makan sebulan, ibu miskin itu gembira menerimanya. Baginya, uang itu bagai air ketika haus, nasi ketika ia lapar. Ia bersyukur dan berterimakasih. Namun, seseorang (ket: pemimpin partai X) dengan gagah mengatakan kepadanya, ‘Kamu telah mengadaikan harga dirimu!’
Ibu itu tidak paham apa yang dikatakan orang tsb di atas mimbar. Baginya, kata-kata itulah yang mengganggu harga dirinya. Ini penghinaan terhadap kemiskinannya. Kepada temannya, ibu itu berbisik, ‘Orang kaya merasa lebih paham orang miskin, padahal sepanjang kakinya mereka tidak pernah menyentuh tanah becek, wajahnya tidak pernah diterpa debu. Kini, mereka berkata tentang harga diri ketika ada orang memberi kita uang untuk makan..’ “

Barusan gw nonton berita, ternyata baru-baru ini si pemimpin partai X ini seperti meralat/memperhalus ucapannya. Menurut gw, ini sama aja kayak bentuk ke plin-planan partai tsb. Dan di layar tv tadi, dalam waktu yang sama berita itu menayangkan dua buah tayangan bersebelahan, yang isinya omongan kontradiktif pemimpin partai X. Di kotak kiri, pemimpin partai X dengan menggebu2 melontarkan penghinaan2nya. Dia bilang 200ribu itu gak ada artinya, gak bisa beli apa-apa. Gw cukup geram dgn perkataanya dia. Dia gak pernah jadi rakyat miskin, mungkin bagi dia 200ribu itu gak ada apa-apanya, tapi bagi rakyat miskin?? Itu berharga banget. Tapi dengan teganya dia ngomong kayak gitu.

Sedangkan di kotak kanan, si pemimpin partai X dengan gaya sok kalem bilang, sebenernya dia setuju sama BLT, cuman menurut dia BLT itu gak efektif dan blablabla… Well, pesan gw buat si pemimpin partai X ini: jangan cuma ngomong doang. Tunjukkin kalo emang lo bisa ngatasin kemiskinan dengan cara lo sendiri. Bikin sembako murah? Jelas-jelas para pengamat politik mengkritik, sembako murah cuman akan berefek buruk sama petani-petani di Indonesia. Dan jangan cuma bawa-bawa nama besar bapaknya, karena menurut gw dari segi kemampuan mereka beda jauh.

No comments: