Thursday, October 29, 2009
Pelaksanaan Retribusi Parkir di DKI Jakarta
Berdasarkan data yang diperoleh yang menyebutkan bahwa lahan parkir di kota Jakarta semakin berkurang karena adanya penyempitan lahan parkir akibat pembangunan di sektor yang lain sehingga menyebabkan penurunan pendapatan dari retribusi parkir, dan mengakibatkan target pendapatan retribusi parkir pada tahun 2008 tidak memenuhi target dimana pada tahun 2008 pemerintah mematok target pendapatan dari retribusi parkir sebesar Rp. 25 Miliar sedangkan realisasi pendapatan retribusi parkir pada akhir tahun 2008 hanya sebesar Rp. 19 Miliar. Tidak tercapainya target tersebut mengakibatkan pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengurangi target pendapatan dari retribusi parkir pada tahun 2009. Dari Rp. 25 Miliar menjadi Rp. 20 Miliar.
Dari beberapa sumber lain yang saya temukan ternyata penurunan retribusi parkir tersebut bukan hanya disebabkan oleh berkurangnya lahan parkir di Ibukota melainkan adanya kebocoran dalam pengelolaan parkir, sering kali jumlah yang diterima dan disetorkan tidak jelas dan adanya parkir liar yang tidak resmi yang biasanya berada diluar peta parkir provinsi DKI Jakarta, parkir liar itu terjadi kembali akibat minimnya lahan parkir di Ibukota sehingga pemilik kendaraan bermotor banyak yang memarkirkan kendaraannya diluar gedung atau di pinggir jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan.
Dari berbagai masalah yang muncul tersebut saya mencoba menganalisis masalah yang terjadi. Adanya kebocoran parkir menurut saya lebih diakibatkan masih belum baiknya sistem pengelolaan parkir di DKI Jakarta, seharusnya dilakukan pemantauan penerimaan dengan mekanisme dan sistem pengumpul retribusi yang transparan, lalu dinas yang terkait melakukan pengawasan intensif terhadap juru parkir dalam penerimaan dan penyetoran hasil parkir.
Mengenai masalah parkir liar, pemerintah provinsi DKI Jakarta seharusnya bertindak tegas kepada operator parkir liar, akan tetapi pemerintah juga harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah lahan parkir yang semakin sempit dengan menyediakan lahan/gedung parkir yang memadai untuk menampung jumlah kendaraan yang semakin meningkat pesat, dan apabila masalah tersebut terselesaikan pemerintah bisa memberikan semacam reward kepada pengguna parkir resmi, misalnya karcis parkir gratis kepada pengguna parkir yang sudah beberapa kali parkir di tempat yang sama.
Selain itu pemerintah dapat melibatkan peran swasta dalam mengelola parkir, bentuknya bisa seperti pemerintah menyediakan gedung atau lahan parkir sedangkan pengelolaannya diserahkan ke pihak swasta, dimana dalam pengelolaannya tersebut adanya pembagian hasil keuntungan secara adil antara pemerintah provinsi DKI Jakarta dengan pengelola parkir tersebut.
Kenaikan tarif parkir juga bisa menjadi solusi bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta yang ingin agar pendapatan asli daerah dari retribusi parkir dapat meningkat, walau dapat menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, menurut saya hal ini adalah hal yang wajar, pertama kenaikan tarif parkir ini dapat memacu warga jakarta agar lebih menggunakan angkutan umum massal, dengan catatan pemerintah DKI Jakarta telah menyediakan angkutan umum massal yang terjangkau, aman, dan cepat. Karena apabila dengan tarif parkir yang tinggi, warga Jakarta akan berhitung ulang untuk membawa kendaraan pribadi jika akan berpergian di seputar Jakarta yang akan berdampat positif kedepannya terhadap kepadatan lalu lintas di kota Jakarta yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.
Walaupun dengan tarif parkir yang tinggi dan jumlah kendaraan yang diparkir akan berkurang, pemerintah DKI Jakarta bisa mendapatkan sumber pendapatan lainnya seperti Angkutan umum massal, karena semakin banyaknya warga masyarakat yang menggunakan angkutan umum massal.
Friday, May 29, 2009
MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
Mewirausahakan Birokrasi, pertama kali membaca kata-kata tersebut yang terngiang dipikirkan saya adalah mengenai bagaimana birokrasi melakukan wirausaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, ternyata anggapan saya tersebut salah setelah membaca berbagai literatur mengenai Mewirausahakan birokrasi. Pada dasarnya saya sangat setuju mengenai konsep mewirausahakan birokrasi, dimana mewirausahakan disini berarti mengubah sikap mental dan sistem dari birokrasi yang kolot, kaku, birokrasi yang berpolitik,kultur kerja yang bersifat irasional serta struktur yang hierarkis.
Di era otonomi daerah ini menurut saya konsep Mewirausahakan birokrasi sangatlah baik di terapkan di Indonesia, karena dengan adanya otonomi daerah akan membuat setiap daerah berupaya untuk membuat bagaimana birokrasi dapat berjalan secara akuntabilitas, responsif, inovatif dan profesional serta berjiwa entreprenuer. Entreprenuer disini berarti pemerintah daerah mempunyai semangat kewirausahaan dimana birokrasi berusaha lebih inovatif dalam memberikan pelayanan publik agar dapat menjawab perkembangan masyarakat yang semakin cepat di era globalisasi.
Mewirausahakan Birokrasi sangatlah tepat diterapkan pada pendekatan New Public Manajemen(NPM) dimana orientasi birokrasi yang lebih demokratis dan fleksibel tergantung pada perkembangan masyarakat, adanya tingkat rasio yang tinggi, dan masyarakat mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam menerima pelayanan publik. Penerapan di Negara lain sudah menunjukan bagaimana Mewirausahakan birokrasi dapat meningkatkan taraf hidup masyakatnya.
Dalam penerapan kedepannya, menurut saya diperlukan adanya status hukum yang kuat dan tegas dalam pelaksanaan New Public Manajemen(NPM) termasuk Mewirausahakan Birokrasi. Karena di era transisi seperti ini diperlukan komitmen yang kuat dari birokrat untuk menerapkannya karena masih banyaknya resistensi terhadap perubahan yang ada pada diri birokrat. Dan diperlukannya pemahaman yang mendalam dari para birokrat mengenai Mewirausahakan Birokrasi ini, karena apabila pemahaman mengenai hal ini kurang maka dalam pelaksanaannya pun akan kurang maksimal. Dan diharapkan dengan Mewirausahakan birokrasi di Indonesia, Pelayanan Publik terhadap masyarakat dapat lebih baik lagi.
Wednesday, April 08, 2009
GOLPUT BUKANLAH SOLUSI !!!!!
Dalam pasal-pasal tersebut diterangkan bahwa seberapa persen pun suara yang masuk maka jumlah kursi di DPR akan tetap terisi penuh. Hal ini dilakukan dengan cara membagi jumlah kursi yang tersisa pada partai-partai yang lolos electoral threshold, menurut prosentase perolehan suara mereka.
Dengan kata lain, walaupun hanya 10% dari pemilih potensial yang memberikan suara dalam pemilu, kursi DPR tetap saja akan terisi penuh dan tidak akan kosong. Kalau yang menang dari 10% tersebut adalah orang-orang yang korup, maka merekalah yang bakal memegang tongkat komando kebijakan negara ini. Kalau yang menang dari 10% tersebut adalah orang-orang yang anti terhadap Islam, maka sudah tentu semua kebijakan akan menjadi musibah bagi umat Islam negeri ini.
Begitu juga dalam pemilihan Presiden, yang berhak mencalonkan adalah mereka yang memiliki 20% perolehan suara pemilu. Jadi yang dapat 20% suara dari 10% orang yang ikut pemilu tetap berhak mengajukan capresnya. Dan capres yang memenangkan 51% suara dari 10% orang yang ikut pemilu tetap berhak menjadi Presiden RI walaupun 90% lainnya Golput.
Inilah romantika demokrasi, preview nya adalah Mesir, Hosni Mubarak memenangkan pemilu yang hanya diikuti tidak lebih dari 30% pemilih potensial karena calon-calon legislatif dari oposisi seperti kelompok Ikhwanul Muslimin habis ditangkapi dan dipenjarakan, selain itu para pendukung kelompok ini juga dipersulit bahkan dilarang ikut mencoblos di banyak TPS negeri itu. Al-hasil Hosni Mubarak tetap jadi presiden seluruh Mesir walau cuma beberapa persen dimenangkan.
Itulah demokrasi dan kita dituntut harus tetap cerdik menyikapi sistem demokrasi ini, kalau dulu Ust. Anis Matta membuat buku Menikmati Demokrasi mungkin sekarang sudah saatnya kita membuat Modul Bagaimana Menjadi Matador Demokrasi yang Sukses.
Kembali ke pokok permasalahan, pilihan Gol-Put sebagai perlawanan saat ini menunjukkan masih rendahnya PQ (Political Quotient) umat ini. Dan dalam Islam dijelaskan bahwa setiap sikap (pilihan) akan dimintai pertanggungjawaban termasuk memilih untuk merelakan kepemimpinan umat ke tangan para durjana.
Jadi alih-alih melakukan perlawanan, mereka yang Gol-Put malah harus mengikuti apapun kebijakan dari orang-orang yang mereka biarkan untuk menang dalam pemilu walaupun yang mereka biarkan menang itu adalah orang setingkat Fir’aun, raja Namruz atau pemimpin keji dan anti Islam lainnya sekalipun....
Thursday, March 26, 2009
Menghina BLT=Menghina Rakyat Miskin
Dan baru pagi ini gw baca koran, ada beberapa quote yang membuat gw cukup terenyuh. Berikut petikannya :
“ Seorang ibu baru saja menerima sejumlah uang. Meski uang tersebut tidak cukup untuk makan sebulan, ibu miskin itu gembira menerimanya. Baginya, uang itu bagai air ketika haus, nasi ketika ia lapar. Ia bersyukur dan berterimakasih. Namun, seseorang (ket: pemimpin partai X) dengan gagah mengatakan kepadanya, ‘Kamu telah mengadaikan harga dirimu!’
Ibu itu tidak paham apa yang dikatakan orang tsb di atas mimbar. Baginya, kata-kata itulah yang mengganggu harga dirinya. Ini penghinaan terhadap kemiskinannya. Kepada temannya, ibu itu berbisik, ‘Orang kaya merasa lebih paham orang miskin, padahal sepanjang kakinya mereka tidak pernah menyentuh tanah becek, wajahnya tidak pernah diterpa debu. Kini, mereka berkata tentang harga diri ketika ada orang memberi kita uang untuk makan..’ “
Barusan gw nonton berita, ternyata baru-baru ini si pemimpin partai X ini seperti meralat/memperhalus ucapannya. Menurut gw, ini sama aja kayak bentuk ke plin-planan partai tsb. Dan di layar tv tadi, dalam waktu yang sama berita itu menayangkan dua buah tayangan bersebelahan, yang isinya omongan kontradiktif pemimpin partai X. Di kotak kiri, pemimpin partai X dengan menggebu2 melontarkan penghinaan2nya. Dia bilang 200ribu itu gak ada artinya, gak bisa beli apa-apa. Gw cukup geram dgn perkataanya dia. Dia gak pernah jadi rakyat miskin, mungkin bagi dia 200ribu itu gak ada apa-apanya, tapi bagi rakyat miskin?? Itu berharga banget. Tapi dengan teganya dia ngomong kayak gitu.
Sedangkan di kotak kanan, si pemimpin partai X dengan gaya sok kalem bilang, sebenernya dia setuju sama BLT, cuman menurut dia BLT itu gak efektif dan blablabla… Well, pesan gw buat si pemimpin partai X ini: jangan cuma ngomong doang. Tunjukkin kalo emang lo bisa ngatasin kemiskinan dengan cara lo sendiri. Bikin sembako murah? Jelas-jelas para pengamat politik mengkritik, sembako murah cuman akan berefek buruk sama petani-petani di Indonesia. Dan jangan cuma bawa-bawa nama besar bapaknya, karena menurut gw dari segi kemampuan mereka beda jauh.
Saturday, February 21, 2009
Analisis E-Government di Amerika Serikat
Kemajuan tersebut tentunya disebabkan oleh berbagai faktor, menurut saya faktor tersebut adalah sudah tingginya penguasaan akan teknologi informasi oleh pemerintahan, perusahaan, maupun masyarakat pada umumnya. Hal tersebut semakin diperkuat dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi karena memang Amerika Serikat adalah Negara yang mempelopori lahirnya berbagai teknologi Informasi.
Dukungan pemerintah akan pengembangan e-government di Amerika Serikat sangat kuat, hal tersebut dapat dilihat dari dukungan yang diberikan mulai dari pemerintah pusat untuk mendorong setiap negara bagian sampai kota/desa untuk mempergunakan teknologi Informasi dalam menjalankan Pelayanan publik.
Adanya kerja sama yang kuat dengan perusahaan Teknologi Informasi di Amerika Serikat dimana perusahaan tersebut memberikan komitmen dan dukungan untuk terus mempermudah pelayanan terhadap masyarakat, dimana dengan adanya e-government diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat sehingga dapat lebih optimal. Biaya operasional pemerintahan juga diharapkan lebih murah dan jauh dari pemborosan. Apalagi Penggunaan software open source yang tentunya bersifat terbuka/gratis dapat menghemat pengeluaran dalam pengadaan software untuk mendukung e-government
Faktor Masyarakat yang mayoritas disana sudah melek teknologi menjadi sebuah faktor yang sangat menentukan kesusksesan implementasi e-government. Karena percuma apabila pemerintah menyediakan sarana beserta infrastruktur IT yang canggih apabila tidak dibarengi dengan dukungan masyarakat dalam menggunakan e-government.
Dengan adanya pelaporan kekayaan negara secara Online dan periodik dapat mencegah pejabat negara atau pegawai pemerintahan untuk melakukan tindakan korupsi, dan dengan adanya penghargaan yang diberikan pemerintah kepada penyedia layanan e-gov didaerah akan memicu setiap daerah untuk terus meningkatkan pelayanan e-gov diwilayahnya.
e-Gov akan menjadikan database menjadi tersentralisasi. Di satu sisi, hal ini akan merapihkan administrasi. Di sisi lain, akan mengganggu privasi warga negara. Sebagai contoh, salah satu aplikasi di dalam e-government adalah sistem informasi kependudukan yang berfungsi untuk mengelola data kependudukan. Data kependudukan adalah data pribadi yang memiliki nilai dan harus dijaga kerahasiaannya. Di Amerika Serikat, pencurian identitas merupakan salah satu masalah yang cukup besar. Seseorang dapat menyaru menjadi orang lain dengan mengandalkan data pribadi yang tidak sebenarnya.
Tentunya jika disimpulkan banyak sekali hal positif yang dapat diambil dari penerapan e-government ini walau masih ada beberapa kekurangan. Dimasa yang akan datang diharapkan sistem keamanan e-government akan lebih baik. Dan diharapkan apa yang sudah dilaksanakan oleh Amerika serikat dapat pula diterapkan di Indonesia.
Saturday, January 24, 2009
Perilaku Penggunaan Internet di Kalangan Anak Muda
Eh guys.. tau gak sih.. cara berinternet kayak tadi itu bisa bikin pemanasan global? Ampe lingkungan rusak – sak..(ah masa sih? Perasaan gak nyambung deh lingkungan sama internet)...haha belom tau dia..Setiap account yang dibuat baik e-mail atau apapun itu..memerlukan media penyimpanan server di pusatnya sono.. nah tentunya server data di tempat antah berantah itu memerlukan energi listrik yang sangat besar.. nah udah tau kan listrik tuh dihasilkan menggunakan generator.. ya keluar asap dari generator.. semakin besar daya listrik yang diperlukan tentunya polusi yang ditimbulkan pun akan semakin besar... bayangin aja jika ada 1 juta orang yang kebiasaan internetnya kayak tadi itu.. wuihh pasti dah makin nambah aja tuh server data yang diperlukan...makin nambah aja tuh polusi..
Eittss.. Tapi gak semua anak muda kayak gitu loh.. ada juga yang udah advance...
Postingan kali ini sekian dulu..Setelah tulisan ini adalagi tulisan yang masih berkaitan dengan topik ini.. So.. Jangan Lupa Tongkrongin Trus Nih Blog..